Gunakan Cinta Kasih untuk Lawan Kekerasan
VATIKAN, MINGGU — Puncak perayaan Paskah di Vatikan, Minggu (27/3), digunakan oleh Paus Fransiskus untuk mendesak dunia menggunakan"senjata cinta kasih" untuk melawan "kekerasan yang brutal dan buta". Pemimpin tertinggi umat Katolik itu juga menyampaikan kecemasan karena pengungsi yang melarikan diri dari perang dan kemiskinan ditolak masuk oleh sejumlah negara Eropa.
"Semoga Yesus yang bangkit menarik
kita lebih dekat kepada korban terorisme, yang darahnya tertumpah oleh
kekerasan yang brutal dan buta di berbagai belahan dunia," katanya, dalam
pesan yang disampaikan dari balkon tengah Basilika Santo Petrus. Paus
menyinggung serangan teror di Brussels, Belgia, 22 Maret, yang menewaskan
sedikitnya 31 orang. Juga ledakan bom dan serangan bersenjata di Turki,
Nigeria, Chad, Kamerun, Pantai Gading, dan Irak. "Dengan cinta, Tuhan
telah mengalahkan egoisme dan kematian," ujarnya.
Paus berusia 79 tahun asal Argentina
tersebut mendesak umat manusia menyalurkan harapan Paskah untuk mengalahkan
"kejahatan yang tampaknya berkuasa dalam hidup banyak orang".
Misa Paskah yang bermandikan sinar matahari
ini memuncaki rangkaian Pekan Suci memperingati sengsara, wafat, dan
kebangkitan Yesus. Pengamanan sangat ketat di Lapangan Santo Petrus, yang
berhiaskan lebih dari 35.000 bunga tulip sumbangan Pemerintah Belanda. Polisi
memeriksa tas dan barang bawaan umat di sejumlah titik sebelum melewati
pemeriksaan detektor logam. Polisi dari sejumlah kota di Italia diperbantukan ke
Roma untuk mengamankan jalannya misa Paskah.
Dalam bagian lain khotbahnya, Paus
Fransiskus menyampaikan harapannya akan perundingan damai tentang Suriah,
baru-baru ini, bisa mengatasi konflik dan mengakhiri "penghancuran,
kematian, penghinaan pada hukum kemanusiaan, dan runtuhnya kerukunan
sipil".
Terkait krisis pengungsi yang melanda
Eropa, Paus mendesak Eropa untuk "tidak melupakan lelaki dan perempuan
yang mencari masa depan yang lebih baik, gelombang migran dan pengungsi yang
semakin besar- termasuk anak-anak-yang melarikan diri dari perang, kelaparan,
kemiskinan, dan ketidakadilan sosial."
Seperti telah disampaikannya berulang kali,
Paus Fransiskus menyesalkan bahwa kerap kali para migran itu dalam perjalanan
menghadapi kematian atau "penolakan dari orang-orang yang bisa menerima
atau menawarkan bantuan pada mereka".
Paus Fransiskus juga mengimbau dilakukannya
dialog antara Israel dan Palestina, serta dicapainya resolusi pada konflik dan
ketegangan politik di Yaman, Irak, Libya, Burundi, Mozambik, Republik
Demokratik Kongo, Sudan Selatan, dan Ukraina.
Setelah itu, dalam pesan tradisional
"Urbi et Orbi" (Untuk Kota dan Dunia), Paus berbicara mengenai
kekerasan, ketidakadilan, dan ancaman pada perdamaian di dunia.
Antusias
Puluhan ribu orang dengan sabar antre
menjalani pemeriksaan sebelum masuk Lapangan Santo Petrus, dan antusias
mengikuti perayaan. Paus membalas sambutan umat dengan menghampiri mereka
menggunakan mobil terbuka setelah misa usai. Paus menyalami massa dari dalam
kendaraan, dengan pengawalan ketat di sekelilingnya.
Paus juga sempat berbicara sejenak dengan
Albert II, mantan Raja Belgia yang telah menyerahkan takhta kepada putranya,
Raja Felipe. Didampingi istrinya, Ratu Paola yang kelahiran Italia, Albert II
menghadiri misa Paskah di Vatikan.
Di Jerusalem, para peziarah memadati Gereja
Makam Kudus-yang diyakini oleh umat Kristiani sebagai tempat penyaliban, wafat,
dan kebangkitan Yesus. Misa Paskah juga dipadati umat di Gereja Kelahiran di
Betlehem, yang dipercaya dibangun di lokasi kelahiran Yesus.
Harapan
Sabtu malam, saat memimpin misa Malam
Paskah, di Basilika Santo Petrus, Paus mendesak umat untuk tidak kehilangan
harapan dalam sebuah dunia yang suram. "Janganlah kita membiarkan
kegelapan dan ketakutan mengalihkan dan menguasai kita," kata Paus
Fransiskus.
Harapan merupakan tema dari misa Malam
Paskah itu. Paus menggunakan kata itu sekitar 20 kali dalam homili singkatnya,
dirangkai sekitar kepercayaan Kristiani bahwa Yesus bangkit dari kematian tiga
hari setelah wafat disalib.
Misa malam Paskah diawali upacara cahaya,
basilika berada dalam kegelapan untuk melambangkan kegelapan sebelum bangkitnya
Yesus. Kemudian Paus, para kardinal, uskup, dan para rohaniwan lain menyalakan
lilin untuk mengawali misa.
Kerusakan
hutan
Di Tanah Air, umat Kristiani diimbau untuk
menghentikan kebiasaan merusak hutan. Hutan harus dirawat sebagai bagian dari
anugerah Tuhan termahal bagi umat manusia.
Uskup Agung Keuskupan Agung Kupang Mgr
Petrus Turang Pr menekankan hal ini saat memimpin upacara malam Paskah di
Paroki St Paulus Oinlasi, Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan.
"Kebangkitan Tuhan mendorong umat Kristiani untuk berubah, menjaga
lingkungan sebagai anugerah Tuhan. Hutan yang terawat memberikan kenyamanan,
kesejahteraan, dan ketenangan hidup," ujarnya.
Perubahan iklim yang ditandai panas yang
semakin menyengat adalah pertanda alam tak berdaya menghadapi kerakusan
manusia. Kebangkitan Tuhan mengajak umat Kristiani mengubah kebiasaan merusak
hutan, menjadi penjaga lingkungan hidup.
Perayaan Paskah berjalan khidmat di lebih
dari 300 gereja Katolik dan Kristen di Kota Kupang, yang dipadati ribuan umat.
Setiap gereja dijaga sedikitnya tiga orang polisi.
Di Balikpapan, Wali Kota Balikpapan Rizal
Effendi mengejutkan umat Gereja Santa Theresia, Balikpapan, pada misa Malam
Paskah, Sabtu. Rizal menyampaikan selamat Paskah dan menekankan tentang
kerukunan antarumat beragama.
"Selamat Paskah. Semoga Tuhan Yesus
memberkati Bapak Ibu semua," ujar Rizal yang disambut tepuk tangan umat.
(KOR/PRA/AP/AFP/
REUTERS/DI/WAS)
Sumber: http://print.kompas.com/baca/2016/03/28/Gunakan-Cinta-Kasih-untuk-Lawan-Kekerasan