Minggu, 27 Maret 2016

Perayaan Paskah


 Gunakan Cinta Kasih untuk Lawan Kekerasan


VATIKAN, MINGGU — Puncak perayaan Paskah di Vatikan, Minggu (27/3), digunakan oleh Paus Fransiskus untuk mendesak dunia menggunakan"senjata cinta kasih" untuk melawan "kekerasan yang brutal dan buta". Pemimpin tertinggi umat Katolik itu juga menyampaikan kecemasan karena pengungsi yang melarikan diri dari perang dan kemiskinan ditolak masuk oleh sejumlah negara Eropa.


AP PHOTO/GREGORIO BORGIA
Paus Fransiskus melambaikan tangan kepada umat Katolik setelah memimpin misa Paskah di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Minggu (27/3). Paus mengatakan, pesan Paskah adalah pesan kehidupan bagi seluruh umat manusia dengan menggunakan cinta kasih untuk mengalahkan kekerasan.
"Semoga Yesus yang bangkit menarik kita lebih dekat kepada korban terorisme, yang darahnya tertumpah oleh kekerasan yang brutal dan buta di berbagai belahan dunia," katanya, dalam pesan yang disampaikan dari balkon tengah Basilika Santo Petrus. Paus menyinggung serangan teror di Brussels, Belgia, 22 Maret, yang menewaskan sedikitnya 31 orang. Juga ledakan bom dan serangan bersenjata di Turki, Nigeria, Chad, Kamerun, Pantai Gading, dan Irak. "Dengan cinta, Tuhan telah mengalahkan egoisme dan kematian," ujarnya.

Paus berusia 79 tahun asal Argentina tersebut mendesak umat manusia menyalurkan harapan Paskah untuk mengalahkan "kejahatan yang tampaknya berkuasa dalam hidup banyak orang".

Misa Paskah yang bermandikan sinar matahari ini memuncaki rangkaian Pekan Suci memperingati sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus. Pengamanan sangat ketat di Lapangan Santo Petrus, yang berhiaskan lebih dari 35.000 bunga tulip sumbangan Pemerintah Belanda. Polisi memeriksa tas dan barang bawaan umat di sejumlah titik sebelum melewati pemeriksaan detektor logam. Polisi dari sejumlah kota di Italia diperbantukan ke Roma untuk mengamankan jalannya misa Paskah.

Dalam bagian lain khotbahnya, Paus Fransiskus menyampaikan harapannya akan perundingan damai tentang Suriah, baru-baru ini, bisa mengatasi konflik dan mengakhiri "penghancuran, kematian, penghinaan pada hukum kemanusiaan, dan runtuhnya kerukunan sipil".

Terkait krisis pengungsi yang melanda Eropa, Paus mendesak Eropa untuk "tidak melupakan lelaki dan perempuan yang mencari masa depan yang lebih baik, gelombang migran dan pengungsi yang semakin besar- termasuk anak-anak-yang melarikan diri dari perang, kelaparan, kemiskinan, dan ketidakadilan sosial."

Seperti telah disampaikannya berulang kali, Paus Fransiskus menyesalkan bahwa kerap kali para migran itu dalam perjalanan menghadapi kematian atau "penolakan dari orang-orang yang bisa menerima atau menawarkan bantuan pada mereka".
Paus Fransiskus juga mengimbau dilakukannya dialog antara Israel dan Palestina, serta dicapainya resolusi pada konflik dan ketegangan politik di Yaman, Irak, Libya, Burundi, Mozambik, Republik Demokratik Kongo, Sudan Selatan, dan Ukraina.
Setelah itu, dalam pesan tradisional "Urbi et Orbi" (Untuk Kota dan Dunia), Paus berbicara mengenai kekerasan, ketidakadilan, dan ancaman pada perdamaian di dunia.

Antusias
Puluhan ribu orang dengan sabar antre menjalani pemeriksaan sebelum masuk Lapangan Santo Petrus, dan antusias mengikuti perayaan. Paus membalas sambutan umat dengan menghampiri mereka menggunakan mobil terbuka setelah misa usai. Paus menyalami massa dari dalam kendaraan, dengan pengawalan ketat di sekelilingnya.

Paus juga sempat berbicara sejenak dengan Albert II, mantan Raja Belgia yang telah menyerahkan takhta kepada putranya, Raja Felipe. Didampingi istrinya, Ratu Paola yang kelahiran Italia, Albert II menghadiri misa Paskah di Vatikan.

Di Jerusalem, para peziarah memadati Gereja Makam Kudus-yang diyakini oleh umat Kristiani sebagai tempat penyaliban, wafat, dan kebangkitan Yesus. Misa Paskah juga dipadati umat di Gereja Kelahiran di Betlehem, yang dipercaya dibangun di lokasi kelahiran Yesus.

Harapan
Sabtu malam, saat memimpin misa Malam Paskah, di Basilika Santo Petrus, Paus mendesak umat untuk tidak kehilangan harapan dalam sebuah dunia yang suram. "Janganlah kita membiarkan kegelapan dan ketakutan mengalihkan dan menguasai kita," kata Paus Fransiskus.

Harapan merupakan tema dari misa Malam Paskah itu. Paus menggunakan kata itu sekitar 20 kali dalam homili singkatnya, dirangkai sekitar kepercayaan Kristiani bahwa Yesus bangkit dari kematian tiga hari setelah wafat disalib.
Misa malam Paskah diawali upacara cahaya, basilika berada dalam kegelapan untuk melambangkan kegelapan sebelum bangkitnya Yesus. Kemudian Paus, para kardinal, uskup, dan para rohaniwan lain menyalakan lilin untuk mengawali misa.

Kerusakan hutan
Di Tanah Air, umat Kristiani diimbau untuk menghentikan kebiasaan merusak hutan. Hutan harus dirawat sebagai bagian dari anugerah Tuhan termahal bagi umat manusia.
Uskup Agung Keuskupan Agung Kupang Mgr Petrus Turang Pr menekankan hal ini saat memimpin upacara malam Paskah di Paroki St Paulus Oinlasi, Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan. "Kebangkitan Tuhan mendorong umat Kristiani untuk berubah, menjaga lingkungan sebagai anugerah Tuhan. Hutan yang terawat memberikan kenyamanan, kesejahteraan, dan ketenangan hidup," ujarnya.

Perubahan iklim yang ditandai panas yang semakin menyengat adalah pertanda alam tak berdaya menghadapi kerakusan manusia. Kebangkitan Tuhan mengajak umat Kristiani mengubah kebiasaan merusak hutan, menjadi penjaga lingkungan hidup.
Perayaan Paskah berjalan khidmat di lebih dari 300 gereja Katolik dan Kristen di Kota Kupang, yang dipadati ribuan umat. Setiap gereja dijaga sedikitnya tiga orang polisi.
Di Balikpapan, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengejutkan umat Gereja Santa Theresia, Balikpapan, pada misa Malam Paskah, Sabtu. Rizal menyampaikan selamat Paskah dan menekankan tentang kerukunan antarumat beragama.
"Selamat Paskah. Semoga Tuhan Yesus memberkati Bapak Ibu semua," ujar Rizal yang disambut tepuk tangan umat.
(KOR/PRA/AP/AFP/
REUTERS/DI/WAS)

Sumber: http://print.kompas.com/baca/2016/03/28/Gunakan-Cinta-Kasih-untuk-Lawan-Kekerasan