Senin, 07 Juni 2021

Pemeriksaan Mata Gratis


Dalam rangka Jubileum 60 tahun Gereja Katolik Santo Paulus Kulibul, pada hari Minggu (18/04) dilaksanakan pemeriksaan mata bertempat di basement Pastoran Paroki. Pemeriksaan yang dilakukan secara cuma-cuma alias gratis tersebut dlakukan sepenuhnya oleh Tim dari Yayasan Halmahera Denpasar.

Tim dari Yayasan Halmahera Denpasar sedang memberikan konsultasi

Sekitar 100-an warga umat Paroki Santo Paulus Kulibul dari 7 Lingkungan memanfaatkan layanan kesehatan mata tersebut yang dilayani oleh 4 orang petugas dari Tim Yayasan Halmahera. Menurut Pastor Paroki RD Yohanes Martanto, kegiatan  yang dimulai dari jam 09.00 WITA pada dasarnya memang merupakan salah satu program yang telah dirancang oleh Paroki di bidang kesehatan yang tentu saja sifatnya prodeo. Hanya saja, kapan kegiatan tersebut dilaksanakan memang belum ada kepastian dalam rencana karena berbagai kendala terutama situasi pandemi covid-19 ini. Dan kebetulan ada tawaran dari Yayasan Halmahera untuk program kesehatan tersebut, sementara waktunya juga memungkinkan, maka demikian kemudian terjadilan. "Kita bersyukur program pelayanan kesehatan akhirnya terlaksana juga, berkat relasi dan dukungan dari berbagai kalangan", ungkap Romo Tanto.

Bapak P Wayan Lingga A (paling kanan) dan istri Ibu Ketut Katarina (tengah)
sedang mendapat giliran pemeriksaan

Umat yang datang memeriksakan mata mereka, yang sebagian besar adalah para orang tua tersebut, merasa sangat senang dan berterima kasih atas kegiatan seperti ini.

22 Anak Terima Komuni Pertama

Menyongsong 60 tahun Gereja Katolik Paroki Santo Paulus Kulibul 29 Juni nanti, pada hari Minggu Tubuh dan Darah Kristus, 22 anak Paroki menerima Komuni Pertama. Perayaan ekaristi Penerimaan Komuni Pertama dipimpin langsung oleh Romo Paroki RD Yohanes Martanto di Gereja Paroki Kulibul. 

Perayaan ekaristi yang dimulai pukul 08.00 ditayangkan juga secara live streaming melalui channel youtube Paroki Santo Paulus Kulibul, diawali dengan prosesi dari depan gereja setelah anak-anak dinyatakan siap untuk menerima Komuni Pertama oleh Tim Pendamping dan Pendidik di bawah koordinasi Ibu Sri Suharni.

Memasuki gereja, dua puluh dua orang anak-anak dengan pakaian putih-putih yang didampingi orang tua mereka yang mengenakan busana daerah, menampakkan wajah ceria serta sikap hormat dan bakti, diiringi alunan merdu paduan suara OMK St. Paul Kulibul asuhan Rafael Agus Prayudi.

Meski bangku-bangku gereja tidak terisi sesuai kapasitasnya karena harus mematuhi ketentuan protokol kesehatan, dan setiap umat yang hadir mengenakan masker, kemeriahan perayaan rupaynya tidak surut. Hati yang bersyukur, senyum lugu anak-anak dalam balutan busana putih-putih bersih, beberapa hiasan dalam gereja yang berbeda dari hari-hari Minggu biasa, harumnya pendupaan, lantunan kidung indah paduan suara OMK St. Paulus, telah menciptakan kemeriahan perayaan itu sendiri.

Dalam homilinya, Pastor Paroki RD Yohanes Martanto mengatakan bahwa sakramen ekaristi yang diberikan Tuhan menandakan cinta Tuhan pada anak-anak dan dengan sakramen ekaristi, Kristus senantiasa tinggal di dalam diri anak-anak. Selanjutnya Romo juga berpesan kepada anak-anak untuk lebih rajin ke gereja, tidak main-main di gereja. "Setelah menerima Komuni Pertama nanti, anak-anak kalau ke gereja  tidak boleh lagi main-main, tidak boleh bercanda", pesan Romo Tanto. "Kenakan pakaian yang pantas kalau ke gereja, dan kalau berbicara juga bicaralah dengan kata-kata yang pantas", lanjut beliau. Tidak lupa juga Romo Paroki mengajak anak-anak untuk semakin bisa membagikan hidup kepada gereja, kepada orang tua dan sesama.

Penerimaan Komuni Pertama di masa pandemi kali ini memang tidak semeriah dan seramai pada situasi normal seperti sebelumnya. Untuk menghindari kerumunan berlebih dan kontak berkepanjangan, acara "ramah tamah" sederhana tanpa makan-minum dilaksanakan langsung di dalam gereja selesai misa, diisi dengan sambutan-sambutan dari Ketua Panitia, DPP dan Pastor Paroki.

Dalam sambutannya, Ketua Panitia Komuni Pertama Bernardus Bala Tukan menyampaikan terima kasih atas keterlibatan semua pihak sehingga penerimaan Komuni Pertama bisa berjalan dengan baik dan lancar. Kepada anak-anak, beliau berpesan agar senantiasa mengingat-ingat kembali semua kebaikan yang telah diterima, terutama dari orang tua, dari para pembina, sehingga hormat kepada mereka-mereka semua menjadi kewajiban anak-anak. Sementara Ketua I DPP Ketut Sudarsana mengajak anak-anak untuk aktif nanti sebagai misdinar dan kegiatan-kegiatan lain di gereja, karena pada anak-anak lah masa depan gereja ini, paroki ini diletakkan; sembari tidak lupa meminta dorongan dan motivasi dari para orang tua sendiri. Dan Pastor Paroki sendiri kembali mengajak anak-anak bisa mengambil tanggung jawab sebagai anak-anak yang dikasihi Tuhan, sehingga anak-anak sendiri bisa menghadirkan Kristus di tengah-tengah masyarakat, karena seperti Santo Paulus mengatakan "bukan aku lagi yang hidup melainkan Kristuslah yang hidup di dalam aku".***